Prof. Alimatus Sahrah, Guru Besar UMBY Paparkan Tantangan Wanita Karier Menuju Indonesia Emas 2045
27 Feb 2024
651
by Farida Dian Farida Dian
Foto: Prof. Alimatus Sahrah saat pengukuhan Guru Besar di UMBY

Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) menggelar Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar untuk Prof..Dr. Alimatus Sahrah, M.Si., M.M., Psikolog dalam bidang Ilmu Psikologi Industri dan Organisasi. Acara tersebut dilaksanakan pada Senin (26/2/2024) di Aula Fakultas Ekonomi Kampus I UMBY, Jalan Wates, Sedayu, Bantul.

Dalam Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar, Prof. Alimatus Sahrah menyampaikan hasil penelitiannya yang berjudul ‘Wanita Karir dan Kesejahteraan Subjektif; Menuju Indonesia Emas 2045 dalam Perspektif Psikologi Industri dan Organisasi’. Disertasi ini telah mengantarkan Prof. Alimatus menyelesaikan pendidikan S3-nya di UGM.

Prof. Alimatus Sahrah memaparkan, dari penelitian yang dilakukan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2021 menunjukkan jumlah perempuan yang memperoleh pendidikan tinggi, termasuk gelar sarjana, terus meningkat.

“Ini menandai kemajuan signifikan dalam akses dan langkah penting dalam mempersiapkan perempuan untuk berkontribusi lebih di dunia kerja serta kepemimpinan,” jelasnya.

Tetapi masih terdapat kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan antara perempuan dan laki-laki. Hal tersebut mencerminkan tantangan yang dihadapi perempuan dalam mencapai posisi yang setara di tempat kerja dan mencapai kepuasan karir secara maksimal.

Empat tantangan yang dihadapi wanita karier menuju Indonesia Emas 2045, menurutnya, meliputi tantangan individu, keluarga, organisasi dan tantangan kehidupan bermasyarakat. Tantangan dari dalam diri individu/seorang wanita karir, misalnya perasaan kurang percaya diri, takut kegagalan maupun takut mencapai kesuksesan (fear of success).

Kedua tantangan dari dalam keluarga. Wanita karier sering menghadapi tantangan dalam membagi waktu dan perhatian antara tanggung jawab karir dan tanggung jawab keluarga. Ketiga tantangan dari dalam organisasi. Sedangkan tantangan ketiga yang dihadapi wanita karir dari dalam organisasi, lanjutnya, yakni masih adanya keyakinan negatif terhadap kinerja kaum wanita dapat merusak aspirasi untuk kemajuan karir.

Tantangan keempat, yaitu tantangan dari dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, wanita karir sering dihadapkan pada stereotip gender yang membatasi persepsi dan peluang mereka di tempat bekerja serta di masyarakat.

"Wanita karir dengan pendidikan tinggi cenderung mengalami 'fear of success' lebih tinggi daripada rekan mereka laki-laki. Untuk itu perlunya pemahaman mendalam tentang faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan wanita dalam dunia kerja. Terutama dalam konteks peran mereka dalam pembangunan Indonesia Emas 2045. Jadi penting untuk melihat peran psikologi industri dan organisasi dalam memahami dinamika kerja, kesejahteraan dan perkembangan individu di tempat kerja," ungkapnya.

Alimatus mengatakan, guna menuju Indonesia emas tahun 2045, penting untuk melihat lebih jauh dari batas nasional yang ada dan mempertimbangkan kondisi internasionalisasi sebagai strategi utama. Dengan memperkuat kolaborasi internasional, Indonesia dapat belajar dari praktik terbaik dalam mendukung kesejahteraan subjektif wanita karir. Rekomendasi strategis itu mencakup pertukaran pengetahuan dan kebijakan dengan negara lain yang telah berhasil mengatasi tantangan serupa. Serta memanfaatkan teknologi dan inovasi internasional untuk mempercepat pencapaian kesetaraan gender.

Sementara itu Rektof UMBY, Dr. Agus Slamet, S.TP., M.P., MCE mengungkapkan, saat ini UMBY telah memiliki tiga Guru Besar dan yang bergelar Doktor sebanyak 30 orang. Ada lagi 33 dosen sedang tahap menyelesaikan pendidikan S3, serta sangat diharapkan kedepannya semakin bertambah lagi Guru Besar di UMBY.

“Kami terus berusaha mendorong agar dosen-dosen bisa terus berprestasi, termasuk dapat meraih jabatan fungsional tertinggi atau Guru Besar,” paparnya.

Tampak hadir dalam kesempatan tersebut, seperti beberapa pengurus Yayasan Wangsa Manggala, pimpinan/pejabat struktural UMBY dan tamu-tamu undangan.